Langit gelap kini menjadi cerah dengan bintang dalam hamparan.kilat menyambar,gulita jadi terang dewi malam tak tak tampak menggantung di mega biru.Alunan simfoni memecah kesunyian malam ramadhan ini.
Suara jangkrik turut mencairkan malam yang beku tadi. Secangkr kopi susu menemaniku memetik senar gitarku.
Seuntai syair puisi membahana dari relung kalbu.
Tanpa tirani hendak daku kirimkan kepada sang pujaan hati.
Harap selalu menjelma di esok hari
Semoga keteduhan hati masih dimiki oleh para sang pecinta sejati.
Doa dan intuisi menjadi nafas jiwa sang pujangga yang malang dalam genre di edisi hari ini.
Edisi,Bulukumba malam 22 Ramadhan 1431H
1 comments:
teruslah menulis.. tulisannya bagus
Post a Comment
besar harapan penulis atas komentar yang membangun, saudara (i). Thanks!